Gunadarma BAAK News

Senin, 20 Oktober 2014

KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari Bahasa Perancis, yakni entreprendre yang berarti melakukan (to under take) dalam artian bahwa wirausahawan adalah seorang yang melakukan kegiatan mengorganisir dan mengatur. Istilah ini muncul di saat para pemilik modal dan para pelaku ekonomi di Eropa sedang berjuang keras menemukan berbagai usaha baru, baik sistem produksi baru, pasar baru, maupun sumber daya baru untuk mengatasi kejenuhan berbagai usaha yang telah ada. Arti kata kewirausahaan berbeda-beda menurut para ahli atau sumber acuan, karena adanya perbedaan penekanan. Richard Cantillon (1725) mendefinisikan kewirausahaan sebagai orang-orang yang menghadapi resiko yang berbeda dengan mereka yang menyediakan modal. Jadi definisi Cantillon lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Blaudeu (1797) bahwa kewirausahaan adalah orang-orang yang menghadapi resiko, merencanakan, mengawasi, mengorganisir dan memiliki. Demikian halnya Albert Shapero (1975) mendefenisikan sebagai pengambilan inisiatif mengorganisir suatu mekanisme sosial ekonomi dan menghadapi resiko kegagalan. 
Ada 3 jenis perilaku kewirausahaan yaitu:
1. Memulai inisiatif.
Memulai inisiatif berarti memiliki pola pikir yang luas dan kreatif serta suatu tekad yang bulat ingin berwirausaha.
2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis.
Artinya seorang wirausaha harus mampu merubah semua faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya.
3. Diterimanya resiko
Seorang wirausaha juga harus bisa meenerima segala resiko dalam menjalankan usahanya yaitu suatu kegagalan dalam usahanya.
wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18
Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll
Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi  melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
5. Rangsangan oleh umpan balik
6. Aktivitas energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi)
• Kemampuan inovatif
• Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
• Keinginan untuk berprestasi
• Kemampuan perencanaan realistis
• Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
• Obyektivitas
• Tanggung jawab pribadi
• Kemampuan beradaptasi
• Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Untuk kebutuhan usaha baru harus memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi. Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pengalaman yang sangat memuaskan dan pengalaman yang sangat tidak memuaskan.
Walaupun terdapat banyak pendekatan mencari sumber gagasan bagi produk dan jasa baru. Proses ini bisa dipercepat dengan penggunaan saran-saran berikut dimana gagasan baru bisa memunculkan adanya usaha baru.
1. Kebutuhan Akan Sumber Penemuan
Penemuan atau inovasi berasala dari persepsi kebutuhan yang jelas dan ingin dipenuhi. Terdapat banyak contoh barang atau jasa yang telah dikembangkan dari persepsi demikian itu. Barang dan jasa tersebut berkisar dari mulai yang sedaerhana hingga yang rumit, dari yang mahal hingga yang murah.
2. Hobbi atau Kesenangan Pribadi
Hobbi atau minat pribadi seringkali mendorong munculnya bisnis baru. Misalnya kesenangan membuat roti atau membuat lagu nyanyian.
3. Mengamati Kecenderungan(Tren)
Kecenderungan dan kebiasan dalam mode merupakan sumber gagasan untuk melakukan venture baru. Bantak peluan yang terlihat oleh para pengamat mendorongnnya untuk mengerjakan sesuatau baru pada saat yang tepat.
4. Mengamati Kekurangan-kekurangan Produk dan Jasa yang Ada
Lahan yang subur bagi gagasan barang dan jasa baru terletak pada pengamatan kekurangan pada barnag dan jasa yang ada. Pendekatan ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja atau menambah keunggulan yang diperlukan. Contohnya kunci anti-maling mobil.
5. Kegunaan Lain dari Barang-barang Biasa
Banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang tersebut berkisar dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang akhir hingga pengembaan penerapan baru barang yang tidak terpakai.
            Unsur dasar analisa pulang pokok antara lain:
Ø Biaya tetap biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Ø Biaya variabel: biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan
Ø Biaya total: keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi.
Ø Pendapatan total
Ø Keuntungan
Ø Kerugian
Ø Titik pulang pokok
            Beberapa bentuk kepemilikan perusahaan yaitu:
Ø Pemilikan tunggal / perseorangan (firma):
a. Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang
b. Pemilik tidak perlu membagi laba
Ø Kongsi:
a. Ada perjanjian tertulis
b. Dimiliki 2 orang atau lebih
c. Umur perusahaan terbatas
d. Pemilikan bersama atas harta
e. Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba
Ø Perusahaan Perseroan:
a. Perusahaan dengan badan hukum
b. Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki
c. Pemilikan dapat berpindah tangan
d. Eksitensi relatif lebih stabil/permanen
            Ada lima tahap dalam proses menentukan sumber daya manusia, yaitu
1)mempertimbangkan strategi korporasi,
2) menganalisis faktor-faktor yang relevan,
3) melakukan peramalan kebutuhan dan persediaan sumber daya manusia,
4)menentukan kebijakan atas tujuan sumber daya manusia, serta melakukan
penyesuaian antara tujuan dan perencanaan sumber daya manusia.
LANGKAH-LANGKAH PROSES SELEKSI TENAGA KERJA
LANGKAH 1 : PENERIMAAN PENDAHULUAN
LANGKAH 2 : TES-TES PENERIMAAN
LANGKAH 3 : WAWANCARA SELEKSI
LANGKAH 4 : PEMERIKSAAN REFERENSI
LANGKAH 5 : EVALUASI MEDIS
LANGKAH 6 : WAWANCARA ATASAN LANGSUNG
LANGKAH 7 : KEPUTUSAN PENERIMAAN

Sumber: