Gunadarma BAAK News

Jumat, 20 Maret 2015

Etika Profesi 1

1.    Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Jawab:
1. Work Design and Measurement, teknik mengukur performa kerja supaya standar waktu kerja dapat ditentukan. Dengan begitu, jadwal kerja harian dapat dirancang dari jadwal produksi total (jangka panjang). Di bidang ini juga digunakan Predetermined Time Systems.
2. Plant Location and layout Kemampuan tata letak dan lokasi pabrik, meliputi mengumpulkan, melakukan kompilasi, dan mengevaluasi data yang diperlukan untuk membuat keputusan lokasi terbaik untuk pabrik.
3. Engineering Economy Kemampuan mengimplementasikan sisi ekonomi dalam engineering. Sesuai yang diajarkan oleh Henry Towne.
4. Production Planning and Inventory Control Kemampuan mengeset level keseluruhan output manufaktur untuk mendapatkan rating produksi yang bisa meraih target perusahaan dan menjaga production force tetap stabil.
5. Statistical Quality Control Kemampuan mendata output kerja secara statistik.
6. Linear Programming Kemampuan menyederhanakan langkah kerja dan juga menyusun sistem kerja yang linear sehingga mempermudah produksi.
7. Operations Research Kemampuan untuk survei dan riset mengenai sistem operasi yang baik dan efisien. Dengan keahliannya, profesi-profesi yang tersedia bagi seorang sarjana teknik industri di antaranya: Konsultan, supervisor, dan manajer.

2.    Tuliskan karakter-karakter tidak ber ETIKA menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa)!
Jawab:
1.      Buang sampah sembarangan : Saat ini di berbagai kalangan dan lingkungan sosial, kesadaran membuang sampah pada tempatnya belum menjadi suatu kebiasaan yang tidak membebani. Masyarakat Indonesia pada umumnya cenderung rendah kepeduliannya pada kebiasaan dirinya sendiri untuk membuang sampah pada tempatnya. Asal lempar sampah di tempat masih kerap terjadi, tanpa mimik wajah bersalah. Ah… nanti kan ada yang membersihkan! Pemikiran seperti ini masih ada di pikiran mereka, dan banyak bergantung dengan upaya petugas kebersihan. Andaikan saja setiap orang punya kesadaran masing-masing untuk menjaga kebersihan pasti lingkungan kita ini, nyaman, bersih dan sehat.
2.      Suara knalpot modifikasi yang mengganggu pendengaran : sepeda motor yang menggunakan knalpot bersuara berisik atau yang biasa dikenal sebagai knalpot racing itu bisa mengganggu kenyamanan pengendara atau masyarakat pada umumnya. Sebaiknya knalpot yang digunakan harus standar tanpa perlu mengubah bentuk/jenis knalpot. Jadi sesama pengguna kendaraan bermotor bisa saling menghormati.
3.      Membunykan klakson saat tidak perlu : Beberapa tindakan yang dilakukan seseorang di jalan kadang memicu emosi pengguna jalan lain, tanpa disadari sehingga muncul kejadian-kejadian yang kerap memancing amarah. Pada dasarnya tindakan-tindakan berikut ini ada hubungannya dengan sikap berkendara dan etika. Sebaiknya dijadikan evaluasi untuk tidak dilakukan atau dihindari. Membunyikan klakson saat tidak perlu. Misalnya, saat lampu hijau baru menyala, atau dalam kondisi macet. Perlu diingat, tidak ada satu pun orang yang ingin berlam-lama di perempatan jalan. Atau tidak ada juga orang yang suka kena macet. Bersabar adalah langkah bijak.
4.     Merokok disembarang tempat tanpa memperhatikan keadaan orang-orang disekitarnya: merokok merupakan hal yang sudah umum dikalangan masyarakat kita.  Begitu umum dan lumrahnya, anak yang secara emosional belum dewasa pun kerap kali kedapatan merokok. Suatu kebanggaan begitu kata mereka. Bahkan seringkali kedapatan remaja yang masih mengenakan seragam sekolah. Kenyataan yang sering kali terjadi dilapangan adalah banyak warga masyarakat yang merupakan perokok aktif, banyak yang merokok di tempat-tempat yang termasuk dalam kategori kawasan dilarang merokok. Walaupun sudah ada tempat khusus merokok bagi para perokok. Kembali lagi pada Kesadaran masing-masing setiap individu untuk saling menghargai, menghormati dan saling mengingatkan satu sama lain. Semua itu harus dilakukan dengan penuh rasa toleransi yang tinggi.
5.      Mem-bully : Perilaku bullying atau suka menindas orang lain, tanpa disadari kerap kali dialami anak-anak atau remaja. Sayangnya, para pelaku bullying ini acapkali bukanlah anak atau remaja yang biasa dinilai punya perilaku nakal dalam kesehariannya terutama di rumah. Tak heran jika banyak orangtua yang kaget karena anak mereka terlibat bullying sementara di rumah mereka menunjukkan perilaku yang baik. Perilaku ini sebenarnya bisa dicegah jika sekolah dan orang tua memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai anak. Kunci utama dari antisipasi masalah disiplin dan bullying adalah hubungan yang baik dengan anak. Hubungan yang baik akan membuat anak terbuka dan percaya bahwa setiap masalah yang dihadapinya akan bisa diatasi dan bahwa orang tua dan guru akan selalu siap membantunya. Dari sinilah anak kemudian belajar untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat.

3.    Tuliskan aktivitas tidak ber-ETIKA profesional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa)!
Jawab:
1.      Kebiasaan telat datang kerja: Sebagai pekerja biasa, tentu pernah datang terlambat untuk bekerja. Entah itu karena terjebak macet atau bangun tidur kesiangan. Namun jika hal buruk tersebut jadi kebiasaan  akan mempengaruhi prestasi kerja agar telepas dari kebiasaan buruk itu sebaiknya dilakukan dengan cara yang bijak diantaranya, pasang alarm sebelum tidur, cari rute jalan terdekat menuju tempat kerja, siapkan keperluan kerja dari semalam, dst masih banyak lagi yang perlu di perhatikan agar tidak datang terlambat.
2.      Waktu istirahat kerja yang berlebihan : seorang pekerja biasanya melakukan pekerjaan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan sehingga mencapai suatu target yang diharapkan. Dalam bekerja pastinya ada waktu istrahat, waktu istrahat yang panjang adalah waktu pada saat jam makan siang dan beribadah. Waktu panjang ini berlangsung paling lama satu jam namun terkadang waktu istarahat ini dimanfaatkan oleh para pekerja dengan cara bermalas-malasan contohnya saja setelah melakukan ibadah, waktu yang tersisa dihabiskan untuk tidur-tiduran, bahkan ada juga yang sampai tertidur lelap dan tidak bisa bangun kalau tidak ada yang membangunkannya. Hal ini tidak dapat di jadikan kebiasaan terus menerus karena akan merugikan perusahaan serta mengakibatkan hasil kerja tidak maksimal karena dilakukan dengan tergesa-gesa. Kebiasaan seperti ini harus di hilangkan bagi setiap pekerja dengan cara menerapkan displin waktu yang tinggi agar hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan harapan perusahaan.
3.      Saling lempar tanggung jawab : saat melakukan pekerjaan terkadang pekerja melakukan kesalahan entah itu dari kerusakan mesin atau kejadian yang mengakibatkan si operator mengalami kecelakaan kerja. Kesalahan tersebut biasanya dikeluhkan bagian stasiun kerja,  terutama operator. Keadaan ini memicu sesama operator untuk saling melempar tanggung jawab atas kesalahan yang mereka alami, dan juga dapat terjadi pada atasan dan bawahan. Namun, jangan mengangap bahwa Anda melulu dijadikan kambing hitam! Kendati ke- salahan kerja seringkali kerap tidak dianggap sebagai ke- sempatan belajar, namun atasan pasti akan menghargai bawahan yang berani mengakui kesalahan. Hanya jika kesalahan kerja dikenali, dipahami, dan dilakukan cara-cara memperbaikinya, maka perusahaan akan semakin maju.
4.      Berkata kasar terhadap bawahan : sebagai seorang atasan tidak boleh terdengar seperti mendikte, mendiskriminasi, diktator, kasar, dsb. Hal ini akan menciptakan kesan yang sangat salah diantara bahawan dan atasan. Banyak kasus dimana manajer telah diminta untuk berhenti kerja karena meningkatnya jumlah keluhan karyawan terhadap mereka. Sebagai seorang atasan seharusnya tahu posisi yang tepat untuk berkata dengan benar. Hentikan penggunaan kata-kata yang tidak perlu, yang bisa melukai mereka dan citra sebagai atasan yang baik.
5.      Mengeluhkan pekerjaan : pekerja mungkin menyampaikan keluhan dengan menggerutu, mengumpat atasan dalam hati, curhat ke teman kantor atau di luar kantor, atau malas-malasan bekerja. Dampaknya, hari-hari kerja Anda mungkin penuh dengan keluhan sehingga Anda tidak nyaman dan tidak seproduktif sebelumnya. Agar terhindar dari keluhan bekerja adalah dengan selalu bersyukur dengan pekerjaan yang telah didapat, apabila terdapat keluhan yang sekiranya baik untuk kemajuan perusahaan sebaiknya dikonsultasikan ke atasan atau manajemen puncak perusahaan.