1. Apa
sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Jawab:
1. Work Design and Measurement, teknik
mengukur performa kerja supaya standar waktu kerja dapat ditentukan. Dengan
begitu, jadwal kerja harian dapat dirancang dari jadwal produksi total (jangka
panjang). Di bidang ini juga digunakan Predetermined
Time Systems.
2. Plant Location and layout Kemampuan tata
letak dan lokasi pabrik, meliputi mengumpulkan, melakukan kompilasi, dan
mengevaluasi data yang diperlukan untuk membuat keputusan lokasi terbaik untuk
pabrik.
3. Engineering Economy Kemampuan
mengimplementasikan sisi ekonomi dalam engineering. Sesuai yang diajarkan oleh
Henry Towne.
4. Production Planning and Inventory Control
Kemampuan mengeset level keseluruhan output manufaktur untuk mendapatkan rating
produksi yang bisa meraih target perusahaan dan menjaga production force tetap stabil.
5. Statistical Quality Control Kemampuan
mendata output kerja secara statistik.
6. Linear Programming Kemampuan
menyederhanakan langkah kerja dan juga menyusun sistem kerja yang linear sehingga
mempermudah produksi.
7. Operations Research Kemampuan untuk
survei dan riset mengenai sistem operasi yang baik dan efisien. Dengan
keahliannya, profesi-profesi yang tersedia bagi seorang sarjana teknik industri
di antaranya: Konsultan, supervisor, dan manajer.
2. Tuliskan
karakter-karakter tidak ber ETIKA menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari
(beri 5 contoh dan analisa)!
Jawab:
1. Buang
sampah sembarangan : Saat ini di berbagai
kalangan dan lingkungan sosial, kesadaran membuang sampah pada tempatnya belum
menjadi suatu kebiasaan yang tidak membebani. Masyarakat Indonesia pada umumnya
cenderung rendah kepeduliannya pada kebiasaan dirinya sendiri untuk membuang
sampah pada tempatnya. Asal lempar sampah di tempat masih kerap terjadi, tanpa
mimik wajah bersalah. Ah… nanti kan ada yang membersihkan! Pemikiran seperti
ini masih ada di pikiran mereka, dan banyak bergantung dengan upaya petugas
kebersihan. Andaikan saja setiap orang punya kesadaran masing-masing untuk
menjaga kebersihan pasti lingkungan kita ini, nyaman, bersih dan sehat.
2. Suara knalpot modifikasi yang mengganggu pendengaran : sepeda
motor yang menggunakan knalpot bersuara berisik atau yang biasa dikenal sebagai
knalpot racing itu bisa mengganggu kenyamanan pengendara atau masyarakat pada
umumnya. Sebaiknya knalpot yang digunakan harus standar tanpa perlu mengubah
bentuk/jenis knalpot. Jadi sesama pengguna kendaraan bermotor bisa saling
menghormati.
3. Membunykan
klakson saat tidak perlu : Beberapa tindakan yang dilakukan seseorang di jalan
kadang memicu emosi pengguna jalan lain, tanpa disadari sehingga muncul
kejadian-kejadian yang kerap memancing amarah. Pada dasarnya tindakan-tindakan
berikut ini ada hubungannya dengan sikap berkendara dan etika. Sebaiknya
dijadikan evaluasi untuk tidak dilakukan atau dihindari. Membunyikan klakson
saat tidak perlu. Misalnya, saat lampu hijau baru menyala, atau dalam kondisi
macet. Perlu diingat, tidak ada satu pun orang yang ingin berlam-lama di
perempatan jalan. Atau tidak ada juga orang yang suka kena macet. Bersabar
adalah langkah bijak.
4. Merokok
disembarang tempat tanpa memperhatikan keadaan orang-orang disekitarnya:
merokok merupakan hal yang sudah umum dikalangan masyarakat kita. Begitu umum dan lumrahnya, anak yang secara
emosional belum dewasa pun kerap kali kedapatan merokok. Suatu kebanggaan
begitu kata mereka. Bahkan seringkali kedapatan remaja yang masih mengenakan
seragam sekolah. Kenyataan yang sering kali terjadi dilapangan adalah banyak
warga masyarakat yang merupakan perokok aktif, banyak yang merokok di
tempat-tempat yang termasuk dalam kategori kawasan dilarang merokok. Walaupun
sudah ada tempat khusus merokok bagi para perokok. Kembali lagi pada Kesadaran
masing-masing setiap individu untuk saling menghargai, menghormati dan saling
mengingatkan satu sama lain. Semua itu harus dilakukan dengan penuh rasa toleransi
yang tinggi.
5.
Mem-bully : Perilaku bullying atau suka menindas orang lain,
tanpa disadari kerap kali dialami anak-anak atau remaja. Sayangnya, para pelaku bullying ini acapkali bukanlah anak atau remaja
yang biasa dinilai punya perilaku nakal dalam kesehariannya terutama di rumah.
Tak heran jika banyak orangtua yang kaget karena anak mereka terlibat bullying sementara di rumah mereka
menunjukkan perilaku yang baik. Perilaku ini sebenarnya bisa dicegah jika
sekolah dan orang tua memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai anak. Kunci
utama dari antisipasi masalah disiplin dan bullying adalah hubungan yang baik
dengan anak. Hubungan yang baik akan membuat anak terbuka dan percaya bahwa
setiap masalah yang dihadapinya akan bisa diatasi dan bahwa orang tua dan guru
akan selalu siap membantunya. Dari sinilah anak kemudian belajar untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat.
3. Tuliskan
aktivitas tidak ber-ETIKA profesional dalam bekerja (beri 5 contoh dan
analisa)!
Jawab:
1. Kebiasaan
telat datang kerja: Sebagai pekerja biasa, tentu
pernah datang terlambat untuk bekerja. Entah itu karena terjebak macet atau
bangun tidur kesiangan. Namun jika hal buruk tersebut jadi kebiasaan akan mempengaruhi prestasi kerja agar telepas
dari kebiasaan buruk itu sebaiknya dilakukan dengan cara yang bijak
diantaranya, pasang alarm sebelum tidur, cari rute jalan terdekat menuju tempat
kerja, siapkan keperluan kerja dari semalam, dst masih banyak lagi yang perlu
di perhatikan agar tidak datang terlambat.
2. Waktu istirahat kerja yang berlebihan : seorang pekerja
biasanya melakukan pekerjaan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan sehingga
mencapai suatu target yang diharapkan. Dalam bekerja pastinya ada waktu
istrahat, waktu istrahat yang panjang adalah waktu pada saat jam makan siang
dan beribadah. Waktu panjang ini berlangsung paling lama satu jam namun
terkadang waktu istarahat ini dimanfaatkan oleh para pekerja dengan cara
bermalas-malasan contohnya saja setelah melakukan ibadah, waktu yang tersisa
dihabiskan untuk tidur-tiduran, bahkan ada juga yang sampai tertidur lelap dan
tidak bisa bangun kalau tidak ada yang membangunkannya. Hal ini tidak dapat di
jadikan kebiasaan terus menerus karena akan merugikan perusahaan serta
mengakibatkan hasil kerja tidak maksimal karena dilakukan dengan tergesa-gesa. Kebiasaan
seperti ini harus di hilangkan bagi setiap pekerja dengan cara menerapkan
displin waktu yang tinggi agar hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan harapan
perusahaan.
3. Saling lempar tanggung jawab : saat melakukan pekerjaan
terkadang pekerja melakukan kesalahan entah itu dari kerusakan mesin atau
kejadian yang mengakibatkan si operator mengalami kecelakaan kerja. Kesalahan
tersebut biasanya dikeluhkan bagian stasiun kerja, terutama operator. Keadaan ini memicu sesama
operator untuk saling melempar tanggung jawab atas kesalahan yang mereka alami,
dan juga dapat terjadi pada atasan dan bawahan. Namun, jangan mengangap bahwa
Anda melulu dijadikan kambing hitam! Kendati ke- salahan kerja seringkali kerap
tidak dianggap sebagai ke- sempatan belajar, namun atasan pasti akan menghargai
bawahan yang berani mengakui kesalahan. Hanya jika kesalahan kerja dikenali,
dipahami, dan dilakukan cara-cara memperbaikinya, maka perusahaan akan semakin
maju.
4. Berkata kasar terhadap bawahan :
sebagai seorang atasan tidak boleh terdengar seperti mendikte, mendiskriminasi,
diktator, kasar, dsb. Hal ini akan menciptakan kesan yang sangat salah diantara
bahawan dan atasan. Banyak kasus dimana manajer telah diminta untuk berhenti
kerja karena meningkatnya jumlah keluhan karyawan terhadap mereka. Sebagai
seorang atasan seharusnya tahu posisi yang tepat untuk berkata dengan benar.
Hentikan penggunaan kata-kata yang tidak perlu, yang bisa melukai mereka dan
citra sebagai atasan yang baik.
5. Mengeluhkan pekerjaan : pekerja mungkin menyampaikan keluhan
dengan menggerutu, mengumpat atasan dalam hati, curhat ke teman kantor atau di
luar kantor, atau malas-malasan bekerja. Dampaknya, hari-hari kerja Anda
mungkin penuh dengan keluhan sehingga Anda tidak nyaman dan tidak seproduktif
sebelumnya. Agar terhindar dari keluhan bekerja adalah dengan selalu bersyukur
dengan pekerjaan yang telah didapat, apabila terdapat keluhan yang sekiranya
baik untuk kemajuan perusahaan sebaiknya dikonsultasikan ke atasan atau
manajemen puncak perusahaan.