PENCEMARAN SUNGAI SIAK DI PEKANBARU
Kasus dan Penyebab
Akibat buangan limbah industri yang mencemari sungai Siak, tercatat 103 jenis ikan terancam kelestariannya karena spesies- spesies ikan tersebut sangat sensitif terhadap pencemaran limbah, terutama limbah kimia. Begitu pula dengan limbah rumah tangga di sepanjang pesisir sungai.
Pencemaran logam berat berupa timbal menjadi beban bagi 1,078 juta warga yang tinggal di sepanjang sungai Siak. Dampaknya tentu berpotensi keracunan timbal tersebut. Meski kondisi kualitas air sungai Siak tak laik, namun hingga kini, perusahaan daerah air minum Tirta Siak Pekanbaru, tetap menjadi pilihan sebagai sumber air.
Dr Mubarak, praktisi lingkungan ini saat ditemui di Kampus UR Gobah, Jalan Pattimura di Pekanbaru, mengakui adanya timbal berbahaya itu. Bahkan, sudah banyak penelitian yang dilakukan Universitas Riau (UR) sejak 1993 silam, menunjukkan adanya kandungan timbal yang mengalami peningkatan secara drastis.
“Kualitas air sungai Siak memang mengalami penurunan, apalagi sebagian besar logam berat banyak ditemukan di beberapa kawasan di sekitar hulu bahkan hilir,” terang praktisi lingkungan UR ini.
Kandungan timbal banyak dijumpai di dermaga yang disebabkan oleh gas bahan bakar minyak kapal dan perahu motor. Yang ditakutkan, kata Mubarak, keracunan ini akan berdampak pada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sungai Siak.
Tingginya timbal yang terkandung di sungai Siak ini mengakibatkan matinya 1,5 ton ikan dan udang pada Juni 2004 lalu.
Kasus ini terjadi pada anak sungai Bangso di Kecamatan Tapung, Kampar sampai ke Jembatan Sungai Siak II, Pekanbaru. Ikan-ikan tersebut mati akibat kekurangan oksigen terlarut (DO).
Belum lagi, proses abrasi yang menimbulkan endapan pasir (sedimentasi) akibat adanya alih fungsi lahan di tepian sungai. Pendangkalan sungai Siak ini terjadi akibat pengalihan hutan alami menjadi perkebunan kelapa sawit.
Ini diakui praktisi pengelolaan wilayah pesisir, Pareng Rengi MSi. Tingginya sedimentasi yang terjadi terutama adanya alih fungsi lahan dari hutan karet dan hutan alam disulap menjadi perkebunan sawit. Akibatnya, sungai Siak mempengaruhi kehidupan masyarakat dan makhluk hidup di sepanjang wilayah pesisir.
“Sedimentasi yang menimbulkan pendangkalan sungai Siak terjadi akibat alih fungsi lahan, dari hutan alam dan karet berubah menjadi kebun sawit. Ini harus ditinjau ulang fungsi dan peruntukkan lahannya,” ingatnya.*
Gambar 1. Aktivitas Warga Saat Menangkap Ikan
Gambar 2. Industri karet di tepian sungai Siak
Gejala-gejala
Secara umum gejala keracunan timbal terlihat pada sistem pencernaan berupa muntah – muntah, nyeri kolik abdomen, rasa logam dan garis biru pada gusi, konstipasi kronis. Pada sistem syaraf pusat berupa kelumpuhan (wrist drop, foot drop, biasanya terdapat pada pria dewasa). Sistem sensoris hanya sedikit mengalami gangguan, sedangkan ensefalopati sering ditemukan pada anak-anak. Gejala keracunan ini pada sistem jantung dan peredaran darah berupa anemia, basofilia pungtata, retikulosis, berkurangnya trombosit dan sel polimorfonuklear, hipertensi dan nefritis, artralgia ( rasa nyeri pada sendi ).
Gejala pada bagian kandungan dan kebidanan berupa gangguan menstruasi, bahkan dapat terjadi abortus.
Diagnosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan urine (jumlah koproporfirin III meningkat ). Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang paling dianjurkan sebagai screening test pada keracunan timbal. Kadar timbal dalam urin juga bisa membantu menegakkan diagnosis, ketika kadarnya diatas 0,2 mikrogram /liter, dianggap sudah cukup bermakna untuk diagnosis keracunan timbal. Pemeriksaan sinar-x pada anak-anak untuk melihat garis yang radio-opak pada metafisis tulang-tulang panjang bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis keracunan timbal.
Pertolongan pertama
Jika menemukan gejala-gejala keracunan timbal, masyarakat dapat memberi pertolongan pertama untuk sedapat mungkin menekan risiko dan dampaknya pada penderita. Untuk keracunan akut melalui saluran pencernaan misalnya, pasien sebaiknya segera dipindahkan agar tidak terpapar lagi dengan timbal. Bilas mulutnya dan berikan rangsangan untuk muntah ( untuk penderita yang sadar). Rujuklah segera ke bagian perawatan medis.
Kasus-kasus keracunan kronis dapat ditekan dengan berbagai cara dengan merujuk faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya keracunan tersebut. Misalnya, mengurangi kadar timbal dalam bensin untuk mengurangi pemaparan timbal melalui pernafasan. Dengan demikian dapat diharapkan terjadi penurunan kadar timbal dalam darah manusia.
Keracunan yang biasa terjadi karena tumpahan timbal di lingkungan industri – industri besar dapat dihindari dengan membersihkan tumpahan dengan hati-hati ( untuk tumpahan sedikit), atau dilakukan secara landfills (untuk tumpahan yang banyak).
Penanganan yang dilakukan
Dalam hal upaya pelestarian serta mengatasi masalah pencemaran air sungai Siak, diperlukan strategi penanganan, antara lain :
a. Preventif
Secara preventif, dimana pemerintah telah memberlakukan UU No.32/2009 tentang PPLH (Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup) dimana kita mempunyai andil yang cukup besar untuk menentukan kualitas hidup daerah masing-masing. Selain itu, papan-papan ajakan menjaga sungai harusnya bisa membuka mata kita untuk menjaga sungai ini.
b. Kuratif
Secara kuratif, dimana pemerintah setempat harus mewajibkan adanya gotong royong dalam membersihkan sungai secara rutin. Karena sungai telah tercemar, langkah terbaik adalah membersihkan atau mensterilisasikan sungai tersebut.
c. Rehabilitatif
Menurut saya, rehabilitatif ini adalah usaha lanjutan dari kuratif dimana setelah kita membersihkan sungai maka tugas kita untuk menjaganya secara berkala dan berkesinambungan. Menindak lanjuti para pencemar sungai.
d. Promosi
Hendaknya media massa bekerja sama dengan pemerintah dan warga setempat dalam mengajak masyarakat menjaga sungai, apa dampaknya, bisa dalam iklan atau pun sosialisasi ke lembaga-lembaga pemerintahan.
Gambar 3. Anak Kecil Yang Keracunan Timbal
Gambar 4. Ilustrasi Bahaya Keracunan Arsenik dan Timbal
Sumber :
http://www.cekau.com/2012/05/sungai-siak-pencemaran-dan-polusi.html
http://www2.pom.go.id/public/siker/desc/produk/Timbal.pdf
http://mashuri18.blogspot.com/2013/01/pencemaran-air-sungai-siak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar