BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
lingkungan sekitar kita yang amat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, yang
dilatar belakangi oleh pesatnya kemajuan dibidang ilmu dan teknologi.
Perkembangan-perkembangan tersebut menimbulkan berbagai tantangan terutama
tantangan bagi perkembangan penduduk
bumi ini agar bisa setaraf dan sejalan dengan tuntunan perkembangan tersebut. Untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional yang antara lain yaitu meningkatkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan maka salah
satu usaha yang ditingkatkan adalah menumbuhkan kemandirian belajar pada setiap
warga negara terutama pada siswa diberbagai sekolah, dengan menumbuhkan minat
dan motivasi belajar yang baik, maka prestasi belajar akan tumbuh dalam diri
siswa ini, tetapi hal tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan.
Pendidikan
merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumnya
bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Berbicara masalah
pendidikan, menyangkut pula masalah tentang lingkungan pendidikan, yang dikenal
dengan tripusat pendidikan, yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lingkungan
tersebut yang paling berpengaruhi dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar
adalah lingkungan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas dari
peranan seorang guru disekolah. Bagaimana cara guru menumbuhkan minat dan
motivasi belajar disekolah. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal dalam
mencapai tujuan tersebut.
Syaiful
Bahri Djamari (2012: 24) Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang
dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar
yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal
dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi
yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih,
sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Keberhasilan pada dasarnya
tidak mungkin dapat dicapai tanpa didasari oleh minat yang tinggi dan
kecenderungan untuk menguasai kondisi lingkungan yang dinyatakan lewat sikap.
Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi akan dapat dicapai oleh siswa
apabila siswa tersebut memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi.
Memurut
sardiman (2003: 75) Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang
bersifat non-intelektual.peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
Motivasi belajar diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong peserta
didik agar dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik. Jadi guru
disekolah dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar sangatlah berpengaruh
dalam proses pembentukan kemandirian belajar peserta didik atau siswa. Pengaruh
minat dan motivasi belajar pemberian oleh guru sangatlah besar karena akan
membantu siswa dalam membentuk kemandirian siswa dalam meraih prestasi belajar.
Sesungguhnya
menumbuhkan minat belajar sangatlah penting dan tidak boleh diabaikan oleh guru
disekolah. Karena dengan minat dalam belajar, guru akan lebih mudah dalam
mencapai tujuan belajar dan tujuan pendidikan. Melihat latar belakang masalah
seperti di atas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yaitu
tentang hubungan antara minat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas X B SMA N 1 Gamping tahun
Pelajaran 2012/2013.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah
ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1
Gamping tahun Pelajaran 2012/2013?
2.
Apakah
ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B
SMA N 1 Gamping tahun Pelajaran 2012/2013?
3.
Apakah
ada hubungan antara minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1
Gamping tahun Pelajaran 2012/2013?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini, untuk mengetahui:
1.
Hubungan
antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1 Gamping tahun
Pelajaran 2012/2013.
2.
Hubungan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1 Gamping
tahun Pelajaran 2012/2013.
3.
Hubungan
antara minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N
1 Gamping tahun Pelajaran 2012/2013.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Minat
Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketrikatan pada suatu hal dan aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh (Slameto,2010: 180). Minat adalah perasaan yang ingin
tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu (Djaali, 2004 : 122). Minat
adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai
perasaan senang (Abdul Rahman,2004 : 262).
Crow dan
crow mengatakan bahwa minat berhubungan
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan
dengan orang lain, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan
itu sendiri (Djaali,2007 : 121).
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu yang ingin dicapai.
2.1.1 Jenis jenis minat
Minat dibagi dalam enam jenis (Djaali, 2007 : 122)
yaitu :
1)
Realistis
Orang
realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, dan sering sangat
atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. Akan tetapi ia kurang
mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan
berkomunikasi dengan orang lain.
2)
Investigative
Orang
investigative termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka umumnya
berorientasi pada tugas, introspektif, dan asocial, lebih menyukai memikirkan
sesuatu dari pada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam,
menyukai tugas tugas yang tidak pasti (ambiguous), suka bekerja sendirian,
kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan intelektualnya, menyatakan
diri sendiri sebagai analisis, selalu ingin tahu, bebas, dan bersyarat, dan
kurang menyukai pekerjaan yang berulang.
3)
Artistik
Orang
artistik menyukai hal hal yang tidak terstruktur, bebas, memiliki kesempatan
bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara
individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik.
4)
Social
Tipe
ini dapat bertanggung jawab, berkemanusiaan, dan sering alim, suka bekerja
dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan
verbal, terampil bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual,
suka memecahkan masalah yang ada keitannya dengan perasaan; menyukai kegiatan
menginformasikan, malatih dan mengajar.
5)
Enterprising
Tipe
ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal
untuk berdagang, mamiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif,
percaya diri, dan umumnya sangat aktif.
6)
Konvensional
Orang
konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi
verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif
menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi patuh, praktis, senang, tertib,
efisien; mereka mengidentifikasi dengan kekuasaan dan materi.
2.1.2 Faktor yang menimbulkan minat
Crow and
Crow (Abdul Rahman,2004 : 264), berpendapat ada tiga faktor yang menjadi
timbulnya minat, yaitu :
1)
Dorongan
dari dalam diri individu
Misal
dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan
minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan
dan lain lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan
minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu,melakukan penelitian dan lain lain.
Dorongan untuk seks akan membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan
lawan jenis, minat terhadap pakaian dan kosmetika dan lain lain.
2)
Motif
sosial
Dapat
menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat
persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari
masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang
pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
3)
Faktor
emosional
Minat
mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan
kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut
akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan
akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.
2.2 Pengertian
Motivasi
Kata
motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan
sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2003: 73).
Berelzon
dan Steiner mengemukakan bahwa “is an
inner state that energizer, activates, or moves (hence ‘motivation’), and that
directs or channels behavior toward goals” (adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakan, sehingga
disebut ‘penggerakan’ atau ‘motivasi’, dan yang mengarahkan atau menyalurkan
perilaku ke arah tujuan) (Alex Sobur,2011 : 267).
Eysenck
dan kawan kawan merumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan
kegiatan, intensitas dan konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia
merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep konsep lain seperti minat, konsep
diri,sikap dan sebagainya (Slameto,2010 : 170 ). Sartain mengatakan bahwa
motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang
(incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu
(Ngalim Purwanto, 2007 : 61).
Menurut Mc. Donald, motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman,2003:
73).
Dari
urian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak dari dalam
diri yang memberi kekuatan, yang menggiatkan serta arah umum dari tingkah laku
manusia terhadap suatu tujuan.
2.2.1 Macam macam motivasi
Berbicara
tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi (sardiman,2003: 86)yaitu:
1.
Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya
a)
Motif-motif
bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
b)
Motif-motif
yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2.
Motivasi
menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
a)
Motif
atau kebutuhan organis misalnya kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan
lain-lain.
b)
Motof-motif
darurat misalnya menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
c)
Motif-motif
objektif
3.
Motivasi
jasmani dan rohani
a)
Motivasi
jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
b)
Motivasi
rohani, seperti kemauan atau minat.
4.
Motivasi
intrisik dan ekstrinsik
a)
Motivasi
instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu
diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
b)
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang
dari luar (Sardiman, 2003: 90).
Adanya
berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-motif
yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata
pelajaran bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini
membutuhkan rangsangan atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media
visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan
memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.
Adapun bentuk motivasi yang sering
dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh,
memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman (Djmarah dan
Zain,2002: 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal
tersebut sebagai berikut:
a)
Nilai
Memberikan
nila artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi nilai ini, semua anak
didik mendapatkan hasil aktifitas yang
bervariasi. Pemberian angka kepada
anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar
hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
b)
Hadiah
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa
kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah
atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai
suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
c)
Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja
anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian
berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat
bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
c)
Gerakan
tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah,
wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu
respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih
mudah dan gampang.
d)
Tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang
menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan
memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan
segala isi pelajaran yang disampaikan.
f) Ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling
penting untuk menguji hasil pengajaran
dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi
pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
g) Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu
yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal
ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.
h) Hukuman
Dalam proses belajar mengajar,
memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus
dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan
pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.
2.2.2 Fungsi motivasi
Sehubungan dengan hal
tersebut ada tiga fungsi motivasi (Sardiman,2003: 85) yaitu :
1)
Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2)
Menentukan
arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3)
Menyelesaikan
perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatanapa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
2.2.3 Teori tentang motivasi
1) Teori instink
Menurut teori ini setiap
tindakan manusia diasumsikan seperti jenis animal/binatang. Tindakan manusia
itu dikatakan selalu berkaitan dengan instink atau pembawaan. Dalam memberikan respon
terhadap adanya kebutuhan seolah olah tanpa dipelajari. Tokoh teori ini adalah
Mc.Dougall.
2) Teori fisiologis
teori ini juga disebutnya
“behavior theoris” menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada
tindakan pada manusia itu berakar pada usaha usaha memenuhi kepuasan dan
kebutuhan organic atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut
kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara, dan lain
lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah
muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle for
survival.
3) Teori psikoanalitik
Teori ini mirip dengan
instink, tetapi lebih ditekankan pada unsur unsur kejiwaan yang ada pada diri
manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia
yakni id dan ego. Tokon dari teori ini adalah Freud (Sardiman,2003 : 83).
2.3 Pengertian
Belajar
Belajar
adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain
aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).
Belajar
dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya
respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu
bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara
oleh suatu hal (Nasution, dkk.2000: 34). Sedangkan menurut Slameto belajar
adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”
(Slameto, 2003 : 2).
Hilgard
mengatakan : “learning is the prossesby which an activity originates or is
changed through training procedures as distinguished from changes by factors
not attributable to training”. Belajar adalah proses yang melahirkan atau
mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan
perubahan oleh faktor faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena
mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil belajar (Nasution,2000: 35).
Belajar
adalah proses yang terjadi dalam otak manusia. saraf dan sel sel otak yang
bekarja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,dan
lain lain lantas disusun oleh otak sebahgai hasil belajar (Alex Sobur,2011
:217). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar
adalah proses usaha yang dilakukan oleh individu yang memungkinkan berubahnya
suatu tingkah laku melalui jalan latihan latihan.
2.3.1 Jenis jenis belajar
Belajar ada
beberapa macam jenisnya berhubung dengan hal yang harus dipelajari. Belajar
berenang tak sama dengan belajar memecahkan soal sola Matematika. Belajar
menyebutkan abjad ada bedanya dengan belajar hidup jujur, bertanggung jawab,
dan sebagainya.Karena itu dapat dibedakan beberapa jenis belajar,
(Nasution,2000: 57) yakni :
1)
Belajar
berdasarkan pengamatan (sensory type of learning)
Hampir seluruh pengetahuan
berhubungan dengan pengamatan dunia sekitar, yaitu pengamatan sensoris dengan
berbagai alat dari: melihat, mendengar, memcecap dan meraba.berkat pengamatan
seorang bayi mula mula mengenal ibunya, kemudian dikenalnya binatang, manusia danbenda
benda lain disekitarnya, demikian pula bunyi bunyi, bentuk bentuk , sifat sifat
dan sebagainya.
2) Belajar berdasarkan gerak (motor type of learning)
Pada taraf pemulaan yang
dipentingkan ialah pelaksanaan yang seksama. Kecepatan mula mula tak usah
dihiraukan. Kesalahan pada mulanya sering menghalangi kecepatan efisien gerak.
Setelah tecapai pelaksanaan yang memuaskan, barulah kecakapan itu dilatih untuk
mempertinggi kecepatan. Ada keccepatan yang memerlukan latihan beberapa jam ada
pula beberapa bulan lamanya.
3) Belajar berdasarkan menghafal (memory type of learning)
Mungkin sekali belajar
bersifat hafalan ini yang paling banyak digunakan disekolah, baik di sd maupun
disekolah yang lebih tinggi, sebab tujuan belajar adalah menempuh ujian dan
untuk itu di perlukan penguasaan pengetahuan siap.
4) Belajar berdasarkan pemecahan masalah
(problem solving type of learning)
Setiap orang dan makhluk
lainnya mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhinya. Ada yang mudah dipuaskan
(misalnya dahaga), ada yang sulit (mencapai cita cita, gelar dan sebagainya),
kebutuhan yang mudah dipuaskan tidak menemui kesulitan dan kebutuhan yang tak
mungkin di penuhi dikesampingkan. Ada pula kebutuhan yang menemui kesulitan
atau kesukaran sebelum dapat dipuaskan.
5) Belajar berdasarkan emosi (emotional type of learning)
Disekolah biasanya
diutamakan mendidik anak anak “how to make a living” bagaimana cara mencari
nafkah dan kurang diperhatikan “how to live”, bagaimana cara hidup. Pendidikan
disekolah kebanyakan ditujukan kepada pembentukan intelektual dan keterampilan
akan tetapi segi kepribadian sering diabaikan, seperti ketekunan menghadapi
kesulitan, ketelitian, kebersihan, sikap yang sehat terhadap pekerjaan,
kecakapan bergaul dengan orang lain, cita cita, minat yang luas, dan
sebagainya.
2.3.2 Tujuan belajar
Tujuan belajar ada tiga
jenis (Sardiman,2003: 27), yaitu :
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan
kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang
tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan. Tujuan inilah yang paling penting memiliki kecenderungan lebih
besar perkembangannya didalam kegiatan belajar.
2) Penanaman konsep dan ketrampilan
Penanaman ketrampilan atau
merumuskan konsep juga memerlukan suatu ketrampilan. Jadi soal ketrampilan yang
bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah ketrampilan ketrampilan
yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan
gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.sedangkan
ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah
masalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih
abstrak, menyangkut persoalan persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir
serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan masalah atau konsep.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap
mental, perilaku pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati hati dalam
pendekatannya. Untuk ini dibuthkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir
dengan pidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau
model.
2.3.3 Faktor faktor yang mempengaruhi belajar
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian
dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan
berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling
ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari.
Itulah hukum alam yang harus dihadapi oleh anak didik sebagai mahluk hidup yang
tergolong kelompok biotik.
2) Faktor instrumental
Setiap sekolah mempunyai
tujuan yang akan dicapai, tujuan tersebut tentu saja menyangkut pada tingkat
kelembagaan. Dalam rangka melicinkan ke arah itu diperlukan seperangkat
kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya dan semuanya dapat
diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah. Kurikulum
dapat dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran. Program sekolah
dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan
fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan
berhasil, guna bagi kemajuan belajar anak didik disekolah.
3) Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis pada
umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang
dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam
keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya
dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi mereka lekas lelah, mudah
mengantuk, dan sukar menerima pelajaran (Noehi Nasution, 2008: 189).
4) Kondisi psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah
proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu
saja mempengaruhi belajar seseorang. Maka dari itu, belajar berarti bukanlah
berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor
dari dalam. Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam tentu saja merupakan
hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor
luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu
akan kurang signifikan. Oleh karena itu, minat, kecenderungan, bakat, motivasi,
dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.
2.3.4 Teori tentang belajar
Teori tentang belajar ada
tiga (Sardiman, 2003 : 30) yaitu :
1) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Menurut teori ini, jiwa
manusia itu terdiri dari bermaacam macam daya. Masing masing daya dapat dilatih
dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya ingat dalam
suatu belajar misalnya dengan menghafal angka angka atau kata kata, istilah
istilah asing. Begitu pula untuk daya daya yang lain. Yang penting dalam hal
ini bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan
dari daya daya itu. Kalau sudah demikian maka seseorang yang belajar itu akan
berhasil.
2) Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Teori ini berpandangan bahwa
keseluruhan lebih penting dari bagian bagian/unsur. Sebab keberadaannya
keseluruhan itu juga lebih penting. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula
pada suatu pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh.
Tokoh penting yang menerapkan dari kegiatan pengamatan kegiatan belajar itu
adalah Koffka. Dalam mempersoalkan belajar, Koffka berpendapat bahwa hukum
hukum organisasi dalam pengamatan itu berlaku/bisa diterapkan dalam kegiatan
belajar. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa belajar pada pokoknya yang
terpenting adalah penyesuaian yang pertama, yakni medpat respon yang tepat.
Karena penemuan respon yang tepat tergantung pada kesediaan diri si subjek
belajar dengan segala panca indranya.
3) Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi
berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian
bagian atau unsur unsurnya.
2.4 Pengertian
Prestasi Belajar
Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun kelompok (Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 19).
WJS. Poerwadarminta berpendapat bahwa, prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas`ud
Khasanah Abdul Qohar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan hati
(Syaiful Bahri Djamarah,2012: 21).
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dlam bidang
kegiatan tertentu.
Belajar
adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipahami (Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 21). Prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar
(Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 23). Maka dapat difahami dari uraian diatas,
mengenai makna “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil
yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan dalam individu, yakni perubahan tingkah laku.
2.4.1
Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
1.
Faktor
faktor yang timbul dari dalam diri siswa (intern)
Sehubungan dengan faktor
intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (2010 : 54) yaitu
faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
a) Faktor
Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini
dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1)
Faktor
kesehatan
Faktor kesehatan sangat
berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu
atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan
badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.
2)
Cacat
Cacat tubuh adalah sesuatu
yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan.
Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh,
dan lain-lain.
b) Faktor psikologis
1) Intelegensi
Intelegensi atau kecakapan
terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep
yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi.
2) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa
yang dipertinggi jiwa itupun
bertujuan semata-mata kepada suatu benda.
3) Bakat
Menurut Hilgard bahwa bakat adalah the capacity to learn.
Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar yang dimiliki oleh
seorang individu (Slameto, 2010: 57).
4) Minat
Minat adalah menyangkut
aktivitas aktivitas yang dipilih dan dilakukan secara bebas oleh individu.
5) Motivasi
Motivasi erat sekali
hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan
tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu
perlu ada tindakan dan berbuat untuk
mencapainya.
6) Kematangan
Kematangan adalah sesuatu
tingkah atau fase dalam pertumbuhan menuju kedewasaan individu atau seseorang.
7) Kesiapan
Kesiapan menurut James
Drever seperti yang dikutip adalah preparedes to respon or react, artinya
kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi.
2. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
a) Keluarga
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi
siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang
tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.
b) Cara orang tua mendidik anak anaknya dalam
keluarga
Cara orang tua mendidik
besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas
oleh Wirowidjojo mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam
ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa dan negara.
c) Relasi antar anggota keluarga
Yang penting dalam keluarga
adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan
saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak.
Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu
keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
d) Keadaan keluarga
Keadaan keluarga sangat
mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari
keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga,
pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga
terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan.
e) Pengertian
Anak belajar perlu dorongan
dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan
tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib
memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan
yang dialaminya.
f) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga
erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan
lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.
g) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau
kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar, Oleh karena
itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong
tercapainya hasil belajar yang optimal.
h) Rumah
Suasana rumah sangat
mempengaruhi prestasi belajar, suasana rumah merupakan situasi atau kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar.
Suasana rumah yang gaduh, bising dan berantakan tidak akan memberikan
ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
3. Faktor sekolah
a) Guru dan cara mengajar
Guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil
belajar yang akan dicapai oleh siswa.
b) Model pembelajaran
Model atau metode
pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar
siswa,
c) Alat-alat pelajaran
Untuk dapat hasil yang
sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak kalah
pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan,
laboratorium, dan sebagaianya. bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang
baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan
mempermudah dan mempercepat belajar anak.
d) Kurikulum
Kurikulum diartikan sejumlah
kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan
bahan pelajaran agar siswa dapat menerimanya, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap
proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
d)
Waktu
sekolah
Waktu sekolah adalah waktu
terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari,
siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa
(Slameto, 2010 : 68).
2.5 Hubungan
antara Minat dengan Prestasi Belajar
Minat merupakan suatu kecenderungan
subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa
senang untuk mempelajari materi itu. Dengan pengertian tersebut dapat ditemukan
adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu adanya perhatian,
daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan.
Prestasi
belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak
dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada
diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi
belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian. Siswa
yang memiliki minat yang tinggi mereka akan dapat mencapai prestasi belajar
yang tinggi, sebaliknya siswa yang memiliki minat yang rendah mereka akan
kurang dapat mencapai prestasi belajar. Sebab
minat itu merupakan suatu
kesadaran dalam belajar bagi siswa. Belajar dengan penuh kesadaran akan
memberikan hasil yang berbeda dengan bila dibandingkan dengan belajar
asal-asalan. Jadi semakin tinggi minat semakin tinggi pula prestasi yang
dicapai oleh siswa.
2.6 Hubungan
antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Motivasi dapat juga dikatakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga
seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak ia suka maka,
akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar. Seseorang itu tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau
sekedar seremonial. Seseorang yang memiliki intelegensi tinggi, bisa jadi gagal
karena kekurangan motivasi. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi
yang tepat.
2.7 Hubungan antara Minat dan Motivasi
Belajar dengan Prestasi Belajar
Prestasi
merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi
yang ada dalam diri siswa, yaitu ada dorongan
dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri
pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran
belajar yang memadai.
Keberhasilan
seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa didasari oleh minat
yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi lingkungan yang
dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi akan dapat
dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki minat dan motivasi belajar
yang tinggi.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
metode penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif karena hasil dari penelitian akan dihitung dengan angka
statistik.
3.2 Waktu
dan tempat penelitian
Penelitian akan dilaksanakan
pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian ini di Sekolah
Menengah Atas Negeri I Gamping.
3.3
Variabel penelitian
Hatch
dan Farhadi mengemukakan bahwa Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
dari seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan
yang lain atau satu obyek dengan obyek lain ( Sugiono,2001 : 21 ).
Oleh karena itu seorang
peneliti perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap variabel
penelitiannya. Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel utama
dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing masing (Saifuddin,2010:60).
Menurut hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain, maka macam macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi (dalam Sugiono,2001 : 21) :
a) Variabel independen : variabel ini sering
disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering
disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b) Variabel dependen : sering disebut variabel
output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia dering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
3.4
Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian di tari kesimpulan (Sugiono,2001 : 57).
Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
suluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Dalam
penelitian ini, yang mejadi subjek adalah siswa kelas XB SMA Negeri 1 Gamping, Tahun Pelajaran
2012/2013, terdiri atas 96 siswa. Adapun rincian jumlah siswa masing masing
kelas adalah sebagai berikut :
No.
|
Kelas
|
Jumlah
|
1.
|
XA
|
32
|
2.
|
XB
|
32
|
3.
|
XC
|
32
|
3.5 Sampel
penelitian
Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiono,2001: 57 ). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek
penelitian yang berjumlah 32 siswa adalah dari kelas XB.
3.6 Teknik
pengumpulan sampel
Dalam
penelitia ini, sampel yang digunakan terdiri atas 1 kelas yaitu kelas XB.
Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan pertimbangan
dari Suharsini Arikunto (2006 :134) sebagai berikut :
Apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat
diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung setidak tidaknya
dari :
1)
Kemampuan
peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan dana.
2)
Sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data.
3)
Besar
kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya
besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Berdasarkan pendapat diatas,
besarnya sampel yang diambil adalah 20% dari populasi, sehingga jumlah sampel
yang diperoleh 32 siswa.
3.7 Metode
pengumpulan data
Pengumpulan
data di maksud untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti dengan
menggunakan metode yang tepat dan instrumen yang baku.”Didalam kegiatan
penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpulan
data”(Suharsimi Arikunto,2006 : 222). Untuk itu digunakan teknik teknik,
prosedur serta alat yang dapat diandalkan karena baik buruknya suatu penelitian
sebagian tergantung pada teknik teknik pengumpulan data.
Metode pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Angket atau kuesioner
Angket atau kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan dalam pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui
(Suharsimi Arikunto,2006 : 225).instrumen untuk metode angket adalah angket
atau kuesioner.
Dalam penelitian jenis ini
angket yang dipakai adalah angket tertutup,dengan maksud subyek yang dikenai
angket tinggal memilih jawaban yang tersedia.
b) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal hal yang variabel yang berupa catatan, traskrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi
Arikunto,2006 : 231).
3.8 Metode
analisis data
Metode
analisis data adalah cara yang harus ditempuh untuk menguraikan data menurut
unsur unsur yang ada didalamnya sehingga mudah dibaca dan dienterpretasikan
(Suharsimi Arikunto,2006: 235).
Untuk
membuktikan hipotesis secara empiris, berdasarkan data penelitian setelah data
diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh
kesimpulan akhir dalam penelitian. Di dalam penelitian ini untuk teknik analisi
datanya peneliti menggunakan metode statistik, karena data yang dianalisis
adalah berupa angka-angka. Untuk memperoleh korelasi X1 dan X2 dengan Y (minat
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar) digunakan analisis regresi dua
prediktor atau analisis regresi ganda.
Adapun rumus yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis regresi dua prediktor :
1) Untuk persamaan garis regresi menggunakan
rumus :
Y = a1X1 + a2X2 + K
Keterangan:
X = variabel bebas (prediktor)
Y = variabel terikat (kriterium)
a = bilangan koefisien
K = bilangan konstan
(Sutrisno Hadi, 2000:18)
2) Untuk mencari korelasi kriterium dengan dua
prediktor Ry (1,2)
3) Untuk menguji signifikansi koefisien
korelasi (Freg)
4) Untuk
mencari sumbangan relatif (SR)
5) Untuk mencari sumbangan efektif (SE)
menggunakan rumus :
SE%x = SR% x R2
Keterangan:
SE% = sumbangan efektif prediktor
R2 = koefisien determinan
(Sutrisno Hadi, 2000:39)
Setelah rxy (korelasi
hitung) diketahui, untuk menguji signifikansi tidaknya r hitung dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Pedoman yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel,
maka Ha diterima.
b. Jika r hitung < r
tabel, Ha ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Predana Media
Djaali. 2007. Psikologi
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sardiman. 2003. Interaksi Dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Saiffudin Azwar. 2010.
Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor Faktor Yang
Mempengaruhinya.jakarta: Rineke Cipta
S.Nasution. 2000. Didaktik
Asas Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sobur Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan
Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. 2001. Metode
Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Syaifudin Bahri Djamarah.
2008.psikologi belajar. Jakarta: Rineke Cipta
Syaiful Bahri Djamari.2012. Prestasi Belajar Dan
Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar